Persamaandan Perbedaan Filsafat dan Ilmu. Persamaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut : Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap-lengkapnya sampai ke akar-akarnya. Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-sebabnya.
Dulu, ketika mau kuliah, saya mendaftar di SNMPTN undangan. Nah, saya memilih dua jurusan dari dua universitas berbeda. Yang satu jurusan Biologi, satu lagi jurusan pendidikan Biologi. Alasan pertama saya memilih jurusan tersebut jelas, karena saya memang ngebet banget dengan bidang ilmu Biologi, hehehe. Alasan keduanya, karena sebenarnya saya nggak terlalu tahu perbedaan antara kedua jurusan tersebut. Saya cuma mikir, di jurusan Biologi, saya bakal belajar ilmu Biologi. Sementara di jurusan pendidikan Biologi, saya bakal belajar Biologi juga, sekaligus mendapat ilmu mengajar. As simple as that. Tapi ternyata nggak sesederhana itu, gaes! Pada akhirnya, saya berkuliah di jurusan Biologi, yang merupakan jurusan ilmu murni. Ketika kuliah, saya mendapatkan banyaaak sekali materi kuliah ilmu Biologi. Ilmu yang saya dapatkan komprehensif banget, deh, mulai dari materi tentang hewan, tumbuhan, ekologi, biosistematik, genetika, biologi molekuler, biologi perilaku, sampai mikrobiologi. Masing-masing dengan proyek dan laporan praktikumnya masing-masing. Kebetulan kampus saya nggak mewajibkan mahasiswanya untuk Kuliah Kerja Nyata KKN, melainkan hanya Kerja Praktek alias magang. Dulu saya magang di Balai Perbenihan Tanaman Hutan, di mana saya belajar tahapan-tahapan dalam memperoleh bibit tanaman hutan, sampai cara menanamnya. Kemampuan yang saya pelajari tersebut bisa membantu saya mengerjakan tugas akhir nanti. Bicara soal tugas akhir, jurusan Biologi murni punya dua bentuk utama dalam menggarap tugas akhir—eksperimen, atau pengamatan di lapangan. Kebetulan saya memilih untuk melakukan eksperimen laboratorium, mengangkat topik tentang senyawa yang dapat menghambat perkecambahan kedelai. Perlu kamu catat, lulusan jurusan Biologi murni memang ditekankan untuk menghasilkan riset-riset Biologi yang berkualitas. Nah, gimana dengan jurusan pendidikan Biologi? Kebetulan saya punya teman alumni pendidikan Biologi, bernama Kak Nunik. Kak Nunik adalah lulusan jurusan Pendidikan Biologi UPI Bandung, dan pernah mengajar di sebuah SMA swasta di Bandung, serta bimbingan belajar di Depok. Menurut kak Nunik, di jurusan Pendidikan Biologi, rasio mata kuliah Biologi dengan mata kuliah pendidikan adalah 14. Artinya, jumlah mata kuliah pendidikan 4 kali lebih banyak dibandingkan mata kuliah ilmu Biologi. Mata kuliah pendidikan yang didapat, misalnya, kapita selekta, kurikulum pembelajaran, dan media pembelajaran. Karena mahasiswa jurusan pendidikan lebih banyak mendapat mata kuliah pendidikan, otomatis ada beberapa mata kuliah Biologi yang tidak mereka dapat. Ada juga mata kuliah yang wajib untuk mahasiswa Biologi, tetapi nggak wajib untuk mahasiswa pendidikan Biologi, contohnya, mata kuliah entomologi ilmu tentang serangga. Trus, kalau di kampus saya, magang disebut sebagai Kerja Praktek. Sementara di kampus Kak Nunik, magang disebut sebagai Praktek Kerja Lapangan PKL. Seorang mahasiswa pendidikan biasanya musti melakukan PKL di sekolahan. Saat itu Kak Nunik praktek mengajar di SMAN 14, Bandung. Sementara untuk urusan skripsi, menurut Kak Nunik, skripsi mahasiswa pendidikan harus lebih menekankan sisi pendidikannya dibandingkan ilmu Biologinya. Sebagai contoh, dulu Kak Nunik meneliti efektivitas metode pengajaran melalui praktikum kelompok dan mandiri. Meski begitu, pemahaman mahasiswa pendidikan harus seimbang terhadap ilmu pendidikan dan jurusannya, karena saat sidang skripsi, mereka juga diuji seputar konsep-konsep biologi. *** See? Ternyata jurusan ilmu murni dengan jurusan pendidikan itu bedanya cukup besar, karena kejaran atau capaiannya juga beda. Jurusan ilmu murni ataupun pendidikan sama-sama oke, kok, yang penting jangan sampai kecemplung alias salah jurusan ya, gaes! sumber gambar
Perbedaanilmu dan pengetahuan yang paling menonjol adalah dalam metode pembuktian. Ilmu bersifat objektif sedangkan pengetahuan bersifat subjektif. Ilmu membutuhkan syarat ilmiah agar bisa disebut dan menjadi suatu ilmu dan salah satunya adalah harus objektif. Objek kajian dari ilmu harus dicari kebenaran dan dibuktikan secara objektif.
JawabanIlmu pendidikan Merupakan kelanjutan dari pendidikan. Ilmu pendidikan lebih berhubungan dengan teori pendidikan yang mengutamakan pemikiran ilmiah. Pendidikan dan ilmu pendidikan memiliki keterkaitan dalam artian praktik serta teoritik. Sehingga, dalam proses kehidupan manusia keduanya saling BERMANFAAT, JADIKAN JAWABAN TERBAIK. TOLONG BANTU FOLLOW
Maka tujuan dari ilmu pendidikan tidak jauh dari itu, yakni untuk menyelidiki, merenungkan tentang pendidikan. Artinya, dengan adanya ilmu pendidikan, maka diharapkan dalam rangka mengejawantahkan sebuah usaha bimbingan dan arahan tentang perubahan perilaku pelaksana dan objek pendidikan lebih terarah dan tepat sasaran sesuai
Materi Pokok Mata Kuliah Ilmu Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan 2. Tujuan Ilmu Pendidikan 3. Obyek ilmu pedidikan 4. Faktor-faktor pendidikan 5. Aliran-aliran pendididkan 6. Tripusat pendidikan BAGIAN I PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN Pendidikan Sebelumnya marilah kita pahami dahulu istilah ilmu pendidikan Paedagogiek dan pendidikan Paedagogie. Istilah diatas sebetulnya mempunyai makna yang berlainan Ilmu pendidikan mempunyai makna sama dengan istilah paedagogiek, sedangkan pendidikan sama dengan istilah paedagogie. Lalu apakah perbedaannya ? Menurut Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati 199168 Ilmu pendidikan paedagogiek lebih menitik beratkan kepada pemikiran perenungan tentang pendidikan. Pemikiran bagaimana sebaiknya a. System pendidikan b. Tujuan Pendidikan c. Materi pendidikan d. Sarana dan prasarana e. Cara penilaian f. Cara penerimaan siswa/guru yang bagaiman Jadi ilmu pendidikan lebih menitikberatkan pada teori. Menurut Purwanto,MP. 19953 Pedagogik atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.Perbuatan dalam praktek Paedagogik berasal dari kata yunani paedagogia yang berarti “pergaulan dengan anak-anak “.Paedagogos ialah seorang pelayan atau bujang pada zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Juga dirumahnya, anak-anak tersebut selalu dalam pengawasan dan penjagaan dari para paedagogos itu. Jadi, nyatalah bahwa pendidikan anak-anak Yunani kuno sebagian besar di serahkan kepada paedagogos itu. Paedagogos berasal dari kata paedos anak dan agoge saya membibing, memimpin. Perkataan paedagogos yang mulanya berarti “rendah” pelayan, bujang, sekarang dipakai untuk pekerjaan yang mulai. Paedagogo pendidik atau ahli didik ialah seseorang yang tugasnya membibing anak dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri. Sedangkan Pengertian pendidikan Paedagogie berasal dari bahasa Yunani terdiri dari kata “PAIS”, artinya anak, dan “AGAIN” diterjermahkan membimbing , jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak. Menurut John dewey dalam Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati 199169 Pendidikan adalah proses pembentukkan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia. Menurut SA. Bratanata dkk dalam Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati 199169 pendidkan adalah usaha yang sengaja diadakan baik secara langsung maupun dengan cara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya. Menurut Purwanto,MP 199511 Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. Menurut GBHN Pendidikan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dari rumusan Pengertian diatas nyatalah bahwa pendidikan yang sebenarnya berlaku dalam alam pergaulan antara orang dewasa dan anak-anak. Pergaulan antara orang dewasa dan orang dewasa atau pergaulan antara anak-anak dan anak-anak tidak dapat dinamakan pergaulan pendidikan paedagogis.Tetapi kita juga harus ingat tidak tiap-tiap pergaulan antara orang dewasa dan anak bersifat pendidikan . Contoh orang tua menyuruh mengambil kaca mata bukan karena bermaksud mendidik, melainkan karena ia sendiri enggan mengambil. Satu-satunya pengaruh yang dapat dinamakan pendidikan ialah pengaruh yang menuju kedewasaan anak untuk menolong anak menjadi orang yang kelak dapat dan sanggup memenuhi tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri. Pendidik harus orang yang sudah dewasa Telah dinyatakan dengan tegas bahwa hal mendidik terdapat dalam pergaulan / hubungan antara orang dewasa dan anak. Dalam hal ini ada dua ketentuan 1. Si pendidik harus orang yang sudah dewasa sendiri, 2. Si terdidik harus orang yang belum dewasa, jadi terbatas pada anak-anak saja. Mengapa demikian ? Dalam hal ini kita harus ingat kepada tujuan pendidikan . , Dikatakan bahwa mendidik adalah memim pin anak kearah kedewasaan. Jadi, yang kita tuju dengan pendidikan kita ialah kedewasaan sianak. Tidaklah mungkin pendidik membawa anak-anak kepada kedewasaannya jika pendidik sendiri tidak dewasa. Membawa anak kepada kedewasaannya bukan hanya dengan nasihat-nasihat, perintah-perintah, anjuran-anjuran dan larangan-larangan saja, melainkan yang pertama-tama ialah dengan gambaran kedewasaan yang senantiasa dapat dibayangkan oleh anak dalam diri pendidiknya, didalam pergaulan mereka antara pendidik dan anak didik. Pengertian Dewasa Menurut Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati 1991 14 arti kedewasaan kadang – kadang dibedakan menjadi kedewasaan jasmani dan kedewasaan rohani. Jika segala kedewasaan kita tinjau, maka tampaklah cirri – cirinya, yaitu sifat tetap dan sifat teratur dan statis jika dibandingkan dengan dinamika pada anak-anak yang selalu menghendaki dan mengalami perubahan. Sebenarnya pada orang dewasa ada pula gejala-gejala yang dinamis tetapi arti yang tidak plastis dinamika pada orang dewasa selalu tampak suatu garis hidup yang tetap dan tegas ada rencana dan tujuan yang dewasa sudah tidak suka lagi bermain-main seperti anak. Anak belum mempunyi kedudukan yang tetap dalam kehidupan masyarakat dan masih memerlukan perlindu ngan. Orang dewasa itu benar-benar mengetahui siapa dirinya dan apa yang diperbuat,baikkah atau burukkah itu. Jadi, menjadi dewasa dan kedewasaan itu mempunyai arti kesusilaan juga. Ia mau mempertanggungjawabkan keadaannya dan segala perbuatannya. Ia secara moral telah menyesuaikan diri dengan norma-norma kesusilaan. Perbandingan antara gejala – gejala keajala keanakan dan gejala kedewasaan sebagai berikut Anak-anak Dewasa . Mencari bentuk . Tak mempunyai ketetapan . Tak ada kemerdekaan . Kelihatan mudah berubah . Lemah . Memerlukakepan bantuan .Sangat mudah terpengaruh belum mempunyai keyakinan yang tetap . Menampakkan diri sebagai bentuk . Beranggapan mempunyai bentuk . Merdeka . Tetap, stabil . Kuat . Membantu . Tahu mengambil dan menentukan jalan tidak bergantung kepada orang lain Pentingnya pendidikan dan ilmu pendidikan Kata pendidik bagi awam langsung mengkaitkan dengan masalah sekolah dalam arti pertemuan guru dan murid. Seh ingga orangtua merasa berkewajiban untuk mendidik anaknya baik secara langsung maupun tidak langsung lewat persekolahan. Mengapa pendidikan itu penting ? a. Segi anak Anak adalah makhluk yang sedang tumbuh. Oleh karena itu pendidikan penting sekali karena mulai sejak bayi belum dapat berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya, baik untuk mempertahankan hidup maupun merawat diri , semua kebutuhan tergantung orang tua. Bandingkan dengan anak binatang, misalnya anak ayam dalam waktu yang relative sing Kat si anak ayam sudah mampu untuk jalan dan makan sendiri, tidak demikian halnya dengan anak manusia. Oleh sebab itu anak/bayi manusia memerlukan bantuan, tutunan, pelayanan, dorongan dari orang lain demi mempertahankan hidup dengan mendalami belajar setahap demi setahap untuk memperoleh kepandaian, ketrampilan, dan pembentukkan sikap dan tingkah laku sehingga lambat laun dapat berdiri sendiri yang memerlukan waktu yang cukup lama. b. Segi orangtua Pendidikan adalah karena dorongan orangtua yaitu hati nuraninya yang terdalam mempunyai sifat kodrati untuk mendidik anaknya baik dalam segi , sosial, emosi dan inteligensinya agar memperoleh keselamatan , kepandaian agar mendapat kebahagian hidup yang mereka idam-idamkan, sehingga ada tanggungjawab moral atas hadirnya anak yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dapat dipelihara dan dididik dengan sebaik-baiknya. Menurut Brojonagoro dalam Abu Ahmadi dan Uhbiyati 199175 pendidikan dapat dimulai lebih awal lagi, bahkan ketika calon suami istri. Dalam hal ini orangtua zaman dahulu sangat hati-hati. Mereka berpegang teguh pada ajaran “bibit, bebet, Bobot”. Mengenai kemungkinan – kemungkinan pendidikan ini, ada beberapa pendapat, antara lain 1. Aliran naturalism kodrat berpendapat bahwa pendidikan itu tidak perlu, sebab perkembangan anak itu tergantung dari kodrat yang dibawanya/dimilikinya sejak ia belum dilahirkan. Pendapat ini selaras dengan aliran nativisme pembawaan. Menurut aliran ini bayi yang lahir telah membawa sifat-sifat dari orangtuanya. Sehingga pendidikan bagi anak itu rasanya tidak mungkin berhasil. 2. Aliran empirisme Pengalaman berpendapat bahwa anak yang baru lahir seperti kertas putih bersih. Jadi pendidikan maha kuasa . Orang dapat menuliskan apapun pada kertas itu. Pendidikaan dapat membentuk anak sesuai dengan seleranya. 3. Aliran convergensi berpendapat bahwa kodrat /pembawa maupun pengalaman lingkungan , kedua-duanya merupakan kesatuan mutlak didalam perkembangan anak didik. Jadi pendidikan itu tidak maha kuasa, juga tergantung dari kodrat atau pembawaan anak didik. Pentingnya Mempelajari ilmu Pendidikan a. Untuk pengembangan individu Manusia sebagai makhluk berbudaya dapat mengembangkan dirinya sedemikian rupa sehingga mampu membentuk norma dan tatanan kehidupan yang didasari oleh nilai-nilai luhur untuk kesejahteraan hidup baik perseorangan bersama. Berkembangnya kehidupan manusia sebagai makhluk budaya setidaknya disebabkan oleh – Adanya kemampuan-kemampuan atau potensi dasar yang ada pada manusia seperti intelek, imajinasi, sikap, kehendak dan dorongan. – Adanya usaha pengembangan potensi manusia tersebut sehingga berujud kemampuan yang nyata dan adanya usaha penyerahan nilai atau norma tersebutyang sudah dimiliki oleh kehidupan manusia dari generasi ke generasi berikutnya. – pendidik pada umumnya Dengan memahami pendidikan pendidik dapat – – Memudahkan praktek pendidikan Dengan bekal ilmu pendidikan kegiatan pendidikan dapat direncanakan secara secara teratur dan sistematis – Dapat menimbulkan rasa kecintaan pada diri pendidik terhadap tugasnya, terhadap anak didik dan terhadap kebenaran – Dapat menghindari banyak kesukaran dan kesalahan dalam melaksanakan praktek pendidikan – Kesalahan yang mungkin dibuat dalam mendidik diantaranya 1. Cara mendidik terlalu keras dapat menimbulkan rasa harga diri kurang, sebaliknya yang terlalu lunak berarti memanjakan anak 2. Cara mendidik yang tidak memberi kesempatan untuk berkembang berarti menghambat pertumbuhan 3. Kesalahan menekankan tujuan pendidikan yang di inginkan . Misalkan terlalu menekankan pada intelek menjadi intelektualistis dan terlalu menekankan segi individu menjadi individualistis. c. Dari segi pembangunan Seperti telah kita ketahui dari GBHN tentang dasar dan tujuan pendidikan nasional “Pendidikan nasional berdasarkan atas pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta, bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. 1. PENGERTIAN PENDIDIKAN ILMU PENDIDIKAN paedagogik adalah pemikiran bagaimana sebaiknya system pendidikan,tujuan pendidikan,materi pendidikan,sarana dan prasarana pendidikan,cara penilaian,cara penerimaan siswa,guru. Penddikan paedagogie yaitu menyangkut kegiatan belajar mengajar Menurut Ki Hajar Dewantara mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan kebahagian yang setinggi-tingginya. Kesimpulan menurut penulis pendidikan pada hakekatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja,serta penuh tanggungjawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus menerus. Definisi Pendidikan Islam Pendidikan islam ialah suatu aktifitas/usaha pendidikan terhadap anak didik menuju kea rah terbentuknya kepribadian muslim yang muttaqiem. Kepribadian muslim adalah kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama islam,memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai islam dan bertanggungjawab sesuai nilai-nilai islam Menurut Kepribadian Muslim ialah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni tingkah laku luarnya,kegiatan jiwanya,maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan,penyerahan dirinya kepada-Nya Muttaqiem adalah orang-orang yang bertakwa kepada yang maha pencipta,yaitu Allah swt,sedang takwa artinya mentaati/melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya,beramar ma’ruf nahi mungkar Takwa adalah sesuatu yang di perintahkan Allah bagi orang-orang yang beriman sebagaimana di firmankan oleh Allah yang artinya “Hai orang-orang yang beriman,bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya,dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan islam Tujuan pendidikan Islam harus selaras dengan tujuan diciptakan manusia oleh Allah SWT yaitu menjadi hamba Allah dengan kepribadian muttaqiem yang di perintahkan oleh Allah ,karena hamba yang paling mulia di sisi Allah adalah hamba yang paling takwa PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN A. Pentingnya Pendidikan Kata pendidik bagi awam atau pembaca umumnya langsung mengkaitkan dengan masalah sekolah dalam arti pertemuan guru dan orang tua merasa berkewajiban untuk mendidik anaknya baik secara langsung maupun tidak langsung lewat persekolahan. Mengapa pendidikan penting? 1. Segi anak Anak adalah makhluk yang sedang tumbuh, berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya,baik untuk mempertahankan hidup maupun merawat diri,semua kebutuhan tergantung ibu/orangtua. Bandingkan saja dengan anak ayam,misalnya dalam waktu yang relative singkat mampu jalan dan makan sendiri,tidak demikian halnya dengan anak manusia. Anak manusia memerlukan bantuan ,pelayanan,dorongan dari orang lain demi mempertahankan hidup dengan mendalami belajar setahap demi setahap untuk memperoleh kepandaian,ketrampilan dan pembentukkan sikap dan tingkah laku sehingga lambat laun dapat berdiri sendiri yang kesemuanya memerlukan waktu yang cukup lama. 2. Segi Orangtua Pendidikan adalah karena dorongan orangtua yaitu hati nurani yang terdalam yang mempunyai sifat kodrati untuk mendidik anaknya baik dalam segi fisik,sosial,emosi maupun intelejensinya agar memperoleh keselamatan, kepandaian agar mendapat kebahagian hidup yang mereka idamkan , sehingga ada tanggung jawab moral atas hadirnya anak yang di berikan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk di pelihara dan di didik dengan sebaik-baiknya. B. Pentingnya mempelajari Ilmu Pendidikan 1. Untuk Pengembangan Individu Manusia sebagai makhluk berbudaya dapat mengembangkan dirinya sehingga mampu membentuk norma dan tatanan kehidupan yang di dasari oleh nilai-nilai luhur untuk kesejahteraan hidup, baik perseorangan maupun untuk kehidupan bersama. 2. Bagi Pendidik pada umumnya a. Memudahkan praktek pendidikan Dengan bekal ilmu pendidikan kegiatan pendidikan dapat di rencanakan secara teratur dan systematis teratur dan sehingga praktek pendidikan dapat sistematis menuju ketujuan yang telah ditetapkan. b. Dapat menimbulkan rasa kecintaan pada diri pendidik terhadap tugasnya, terhadap anak didik dan terhadap kebenarannya. Karenanya pendidikan akan selalu berusaha mempelajari dirinya. c. Dapat Menghindari banyak kesukaran dan kesalahan dalam melaksanakan praktek pendidikan Kesalahan yang mungkin di buat dalam mendidik diantaranya – Cara mendidik yang terlalu keras dapat menimbulkan rasa harga diri berkurang. Sebaliknya yang terlalu lunak memanjakan anak. – Cara mendidik yang tidak memberi kesempatan untuk berkembang berarti menghambat pertumbuhan. – Kesalahan menekankan tujuan pendidikan yang diinginkan. Misalnya pembentukkan intelek menjadi intelektualistis dan terlalu menekankan segi individu menjadi individualistis 3. Dari Segi Pembangunan Dapat di ketahui dari GBHN tentang dasar dan tujuan pendidikan nasional yaitu Pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap TYME, Kecerdasan, Ketrampilan ,mempertinggi budi pekerti,memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri,serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN 1. KOMUNIKASI Diartikan adanya interaksi hubungan timbal balik dari anak dengan orangtua atau pendidik atau dari orang yang belum dewasa kepada orang yang sudah dewasa dan sebaliknya 2. KESENGAJAAN Komunikasi yang terjadi merupakan suatu proses kesengajaan perbuatan yang di sadari oleh orang dewasa demi anak/peserta didik 3. KEWIBAWAAN Perbuatan orang dewasa hendaknya ada unsur wibawa dalam arti secara sadar atau tidak anak yang belum dewasa tadi patuh akan hasil didikan orang dewasa. Kewibawaan adalah pengaruh yang diterima dengan sukarela yang di miliki oleh orang dewasa. Di dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal ada dua macam kewibawaan yaitu pemimpin/kepala Seperti kewibawaan pemimpin organisasi,baik organisasi politik atau organisasi massa,kewibawaan kepala kantor atau kepala sekolah B. Kewibawaan Keistimewaan Seperti kewibawaan seseorang yang mempunyai kelebihan atau keunggulan di bidang tertentu di antaranya a. Kelebihan dibidang ilmu pengetahuan,baik umum maupun agama b. Kelebihan di bidang pengalaman,baik dalam kehidupan maupun pekerjaan c. Kelebihan di bidang kepribadian,bidang akhlak maupun sosial d. Kelebihan di bidang harta e. Kelebihan di bidang keturunan yang mewarisi karisma leluhurnya 4. Normatif Yaitu adanya komunikasi di batasi adanya ketentuan suatu norma baik adat,agama,sosial,dan atau norma pendidikan formal. 5. Unsur Anak Perlu di perhatikan keadaan anak yang akan menerima pelayanan pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangannya dan mengenali anak sebaik-baiknya. 6. Unsur kedewasaan/tujuan Perlu di pelajari arti kedewasaan baik secara phisik maupun psikis sesuai dengan norma-norma yang berlaku. JENIS-JENIS PENDIDIKAN 1. Menurut tingkat dan system persekolahan – Tingkat pra sekolah – Tingkat sekolah dasar – Tingkat sekolah menengah – Tingkat sekolah menengah atas – Tingkak perguruan tinggi 2. Menurut tempat berlangsungnya pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan di bedakan menjadi 3 dan disebut tri pusat pendidikan a. Pendidikan didalam keluarga b. Pendidikan didalam sekolah c. Pendidikan di dalam masyarakat 3. Menurut cara berlangsungnya pendidikan Di bedakan antara pendidikan fungsional dan pendidikan intensional Pendidikan fungsional yaitu pendidikan yang berlangsung secara naluriah tanpa rencana dan tujuan tetapi berlangsung begitu saja Pendidikan intensional yaitu lawan dari pendidikan fungsional yaitu program dan tujuan sudah di rencanakan. 4. Menurut aspek pribadi yang di sentuh/tidak menyentuh seluruh dari kepribadian anak didik kita kenal pendidikan ORKES,pendidikan sosial,pendidikan bahasa,pendidikan kesenian,pendidikan moral,pendidikan sex dan lain-lain 5. Menurut sifatnya pendidikan a. Pendidikan informal yaitu pendidikan yang di peroleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sepanjang ini dapat berlangsung dalam keluarga dalam pergaulan sehari-hari maupun dalam pekerjaan,masyarakat,keluarga,organisasi b. Pendidikan formal,yaitu pendidikan yang berlangsung secara teratur,bertingkat dan mengikuti syarat-syarat tertentu secara ini berlangsung di sekolah c. Pendidikan Non formal yaitu pendidikan yang di laksanakan secara tertentu dan sadar tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat. 2.
Hasilanalisis data menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan motivasi mahasiswa antara sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan motivasional. Jurnal Ilmu Pendidikan, 19(1), 87-94. Thompson, A. S. 2017. Don't Tell Me What to Do! Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori dan Praktik Kependidikan is indexed by:
Pengertian ilmu pendidikan tidak terlepas dari dua kata yang dipadukan yaitu ilmu dan pendidikan. Pengertian ilmu adalah Pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan itu. Kamus Besar Bahasa Indonesia – Balai Pustaka. Sedangkan pengertian pendidikan yaitu usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukannya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Mahmud Yunus Dengan demikian Pengertian Ilmu Pendidikan adalah suatu kumpulan ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan memiliki metode-metode tertentu yang ilmiah untuk menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan bantuan atau didikan yang diberikan oleh orang “dewasa” kepada orang yang “belum dewasa” untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna bagi dirinya, masyarakat dan Pencipta-Nya. Konsep Ilmu Pendidikan Ilmu pendidikan membahas tentang proses penyesuaian diri secara timbal balik antara manusia dengan manusia dan alam sebagai pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan oleh si pendidik terhadap si terdidik dalam hal perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama di masa yang akan datang. Ilmu Pendidikan merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset yang disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan. Konsep-konsep pendidikan tersebut tidak lain merupakan berdasarkan pengalaman yang ditata secara sistematis menjadi suatu kesatuan yaitu disebut skema konseptual. Dengan demikian isi Ilmu Pendidikan, terbentuk dari unsur-unsur yang berupa konsep-konsep tentang variabel-variabel pendidikan, dan bagian-bagian yang berupa skema-skema konseptual tentang komponen-komponen pendidikan. Dengan demikian konsep ilmu pendidikan adalah pengetahuan yang membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan yang memiliki konsep dasar persyaratan pendidikan sebagai ilmu yaitu Memiliki objek studi baik baik objek material maupun objek formal Memiliki sistematika Memiliki metode Ilmu pendidikan bertujuan memberikan informasi atau keterangan tentang dasar-dasar pendidikan dalam berbagai situasi atau interaksi pendidikan, jalur dan jenis jenjang pendidikan untuk membekali peserta didik mencapai kehidupan yang berbudaya dan mandiri yang lebih baik di masa depannya. Memberikan informasi dalam arti menjelaskan permasalahan, sebab-sebab dan kemungkinan mengupayakan dan pembekalan bagi pendidik dalam mendidik putra putrinya atau generasi berikutnya Tim pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Bag 4, 2007. Pengertian Ilmu Pendidikan – Padamu Negeri
HakHak Guru. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 14 ayat 1 menyatakan, bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru memiliki hak sebagai berikut: Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
oleh Mirza Bashiruddin Ahmad Pendidikan Sebagai Ilmu Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam kehidupan manusia. Kita dapat mengatakan, bahwa di mana ada kehidupan manusia, bagaimanapun juga disitu pasti ada pendidikan Driyarkara, 1980 32. Teori pendidikan menurut Ernest E. Bayles, adalah berkenaan tidak hanya dengan apa yang ada, tetapi bahkan banyak juga dengan apa yang harus ada. Persyaratan Pendidikan Sebagai Ilmu Suatu kawasan studi dapat tampil atau menampilkan diri sebagai disiplin ilmu, bila dipenuhi setidak-tidaknya tiga syarat, yaitu 1 memiliki objek studi, 2 memiliki sistematika dan 3 memiliki metode. Objek formal ilmu pendidikan adalah menelaah fenomena pendidikan dan semua fenomena yang ada hubungannya dengan pendidikan dalam perspektif yang luas dan integratife. Secara teoritik sistematika ilmu pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga segi tinjauan, yaitu 1 melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, 2 dengan melihat pendidikan dengan upaya sadar dan 3 dengan melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, sekaligus upaya sadar dengan mengantisipasi perkembangan sosio-budaya di masa depan. Sistematis yang pertama, pendidikan sebagai gejala, dapat dianalisis dan proses atau situasi pendidikan, yaitu ada komponen-komponen pendidikan secara terpadu saling berinteraksi dalam suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dalam mencapai tujuan. Komponen-komponen pendidikan itu ialah 1 tujuan pendidikan, 2 peserta didik, 3 pendidik, 4 isi pendidikan, 5 metode pendidikan, 6 alat pendidikan, 7 lingkungan pendidikan. Sistematika yang kedua, pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia peserta didik. Menurut Noeng Muhadjir 1987 19-37 bertolak dan fungsi pendidikan yaitu; Menumbuhkan kreativitas peserta didik Menjaga lestarinya nilali-nilai insani dan nialai-nilai illahi Menyiapkan tenaga kerja produktif, Sistematika yang ketiga melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi sekaligus upaya sadar dengan mengantisipasi konteks perkembangan sosio-budaya di masa depan. Mochtar Buchori 1994 81-86 ilmu pendidikan memiliki tiga dimensi yaitu; 1 Dimensi lingkungan pendidikan, 2 dimensi jenis-jenis persoalan pendidikan, 3 dimensi waktu dan ruang. Selanjutnya syarat ketiga bagi disiplin ilmu, yaitu memiliki metode. Metode-metode yang dapat dipakai untuk ilmu pendidikan sebagai berikut Soedomo, 1990 46-47; Mub, said, 1989; Metode Normatif, metode normative berkenaan dengan konsep manusia yang diidealkan yang ingin dicapai oleh pendidikan. Metode Eksplanatori, bersangkut paut dengan pertanyaan tentang kondisi dan kekuatan apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil. Metode Teknologis, metode teknologis ini mempunyai fungsi untuk mengungkapkan bagaimana melakukanya dalam menuju keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan yang diinginkan. Metode Deskriptif-fenomenologis, metode ini mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan pendidikan dan kemudian mengklasifikasikan sehingga ditemukan yang hakiki. Metode Hermeneutis, metode ini untuk memahami kenyataan pendidikan yang kongkrit dan historis untuk menjelaskan makna dan struktur dari kegiatan pendidikan. Metode Analisis Kritis Filosofis, metode ini secara kritis tentang istilah-istilah, pernyataan-pernyataan, konsep-konsep dan teori-teori yang ada atau digunakan dalam pendidikan. Sifat-sifat Ilmu Pendidikan Pendidikan sebagai ilmu bersifat empiris, rohaniah, normatife, historis, dan praktis Soetjipto Wirowidjojo, 1986 8-9; 30-31, Sutami Imam Barnadib, 1984 15-19. Bersifat empiris karena obyeknya, bersifat rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan peserta didik kepada keadaan alamnya, melainkan memandangnya sebagai makhluk susila dan ingin membawanya kearah manusia susila yang berbudaya. Bersifat normative, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang tidak baik untuk peserta didik pada khususnya dan manusia pada umumnya. Bersifat historis, karena memberikan uraian teoritis tentang sistem-sistem pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman-jaman tertentu. Pengembangan Pendidikan Fondasi-fondasi pendidikan adalah studi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pencarian kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik pendidikan yang berharga dan efektif Standart W. Reitmen, 1977 10. Menurut Van Cleve Morris, fondasi-fondasi pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk umum 1 fondasi-fondasi historis dan filosofis tentang pendidikan dan 2 fondasi-fondasi sosiologis dan psikologis tentang pendidikan Morris, 1963 10. Pendidikan Sebagai Sistem Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut Roger A. kaufan 1972 1 adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang bekerja secara independen dan bekerja bersama untuk mencapai hasil-hasil yang dikehendaki berdasarkan atas kebutuhan-kebutuhan. Sedangkan menurut Notonegoro 1973, sistem adalah suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan. Di dalam Webster’s Third New International Dictionary 1976 2322, yang di maksud sistem antara lain; Suatu kesatuan kompleks yang dibentuk dari berbagai bagian yang tunduk pada rencana umum atau mengabdi suatu tujuan umum. Sekumpulan objek yang bekerja sama dalam interaksi yang teratur atau interdependensi. Oleh karena itu, suatu sistem di dalamnya mengandung hal-hal sebagai berikut; Adanya satu kesatuan organis; Adanya komponen-komponen yang membentuk kesatuan organis; Adanya hubungan keterkaitan antara komponen satu dengan komponen lain maupun antara komponen dengan keseluruhan; Adanya gerak dan dinamika; dan Adanya tujuan yang ingin dicapai. Komponen-komponen Upaya Pendidikan Tiga komponen penting pendidikan adalah pserta didik, pendidik dan tujuan pendidikan. Secara sederhana dapat digambarkan dari interaksi tiga komponen tersebut; Tujuan pendidikan secara umum menurut UU No. 20 Tahun 2003 yaitu “… berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Sedangkan tujuan khusus ; 1 penampilan apa yang diharapkan darinya, 2 sampai sejauh mana penampilan itu harus dikuasai sebagai penampilan yang memenuhi syarat, 3 dalam kondisi yang bagaimana panampilan yang memenuhi syarat itu harus ditampilkan. Saling Hubungan antar Komponen Peserta didik, pendidik, dan tujuan pendidikan merupakan komponen sentral dalam pendidikan. Dalam proses pendidikan, pendidik memiliki tujuan pendidikan tertentu yang hendaknya dicapai untuk kepentingan peserta didik. Untuk mencapai tujuan ini disamping ada berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik untuk memperkaya isi pendidikan, pendidik juga menggunakan metode dan alat pendidikan, yang kesemuanya menunjang pencapaian tujuan pendidikan yang dimaksud. Pencapaian Tujuan yang Diinginkan Suatu sistem selalu berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan. Adanya suatu sistem bukanlah untuk sistem itu sendiri, melainkan untuk mencapai sesuatu secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan pendidikan, perlulah disusun dan difungsionalkan suatu sistem penyelenggaraan pendidikan yang baik. Tantangan Sistem Pendidikan Sistem pendidikan di Indonesia dituntut untuk memiliki tiga kemampuan Moecthar Buchori, 1994 44, yaitu; untuk mengetahui pola-pola perubahan dan kecenderungan yang sedang berjalan. untuk menyusun gambar tentang dampak yang akan ditimbulkan oleh kecenderungan-kecenderungan yang sedang berjalan tadi. untuk menyusun program-program penyesuaian diri yang akan ditempuhnya dalam jangka waktu tertentu. Untuk menunjang pencapaian kemampuan-kemampuan sistem pendidikan di atas, daerah cakupan penelitian pendidikan hendaknya diperluas tidak hanya mengarap masalah-masalah belajar mengajar saja, melainkan juga membahas masalah-masalah pendidikan dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan ekonomi, sosial, cultural, dan teknologi, baik yang bersifat nasional regional, maupun global. Penelitian pendidikan juga tidak hanya terpaku pada masalah-masalah pendidikan masa kini, tetapi juga mampu menelusuri akar-akar historis dan persoalan-persoalan masa kini, dan mampu pula melakukan penjajagan mengenai situasi-situasi dan problematika di masa depan.
Perbedaan · Al Ghazali lebih menekankan pada akhlak dan tasawuf (pengamalan) sedangkan Ibnu Khaldun menekankan pada pemahaman terhadap suatu ilmu. · Pemikiran al Ghazali diklasifikasikan dalam pembahasan-pembahasan yang tematik sedangkan Ibnu Khaldun membahas secara menyeluruh tanpa adanya sekat pembatas yang jelas.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pendidikan merupakan sebuah instrumen untuk meningkatkan parameter kesejahteraan. Karena pada hakikatnya pendidikan bertujuan atau memiliki substansi serta tendensi untuk mendidik, mengajar dan melatih serta mentransformasikan nilai-nilai sesuai dengan idiologi atau kepercayaan masing-masing. Korelasi terkait pendidikan sebagai ilmu dan seni itu karena sifat dari pendidikan tersebut relatif. Karena kerelatifan tersebut yang kemudian membuat pendidikan itu membutuhkan sebuah ilmu agar mencapai sebuah parameter atau standar dari sebuah tujuan tersebut dan perlu menggunakan pendekatan berbeda dengan sedikit sentuhan seni dalam melakukan transformasi. Karena seni dapat membantu proses adopsi dalam pendidikan untuk memudahkan proses adaptasi dari berbagai macam metodologi pendidikan itu sendiri. Persyaratan pendidikan sebagi ilmu didalamnya terdapat objek ataupun subjek dalam mentransformasikan nilai-nilai dari pendidikan itu sendiri, yang didalamnya terdapat objek salah satunya adalah objek melibatkan objek material dan objek formal dengan pendekatan sistematik seperti menggunakan point of view seperti menggunakan perspektif gejalan manusia dengan melibatkan atau riset tentang relevansi kondisi sosial dan budaya di masa yang akan datang. Adapun pengertian pendidikan itu menurut salah satu ahli ialah Langeveld, pedagogik ialah ilmu bukan saja untuk meneliti objek untuk mengetahui betapa kedaan hakiki objek itu, akan tetapi hendaknya bertindak. Pendidikan juga termasuk usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan adalah sebuah proses untuk mewujudkan karakter yang baik, pengendalian diri, kecerdasan, serta berakhlak mulia. Mendidik sebagai ilmu, karena isi pendidikan meliputi landasan keilmuan, ilmu bersifat teoritis dan praktis. Sedangkan pendidikan sebagai seni karena meliputi perasaan serta hasil proses pendidikan merupakan sebuh karya yang memiliki nilai. Mengajar juga mempunyai seni yang harus dipahami agar penyimpanan materi ajar dapat mudah dimengerti dengan jelas oleh siswa pada saat pembelajaran, tanpa menggunakan seni saat pembelajaran maka mengajar tidak dibutuhkan karena akan lebih menarik dan membuat semangat belajar apabila belajar dengan media. Seni yang dimaksud disini adalah pemberian materi yang tepat oleh pengajar dalam dunia Pendidikan terutama Sekolah Dasar seni sangat penting karena banyak hal-hal yang didapat siswa melalui belajar seni contohnya seperti memberikan hak kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya ekpresi bebas, melatih pola pikir anak imajinasi dan mampu memberikan pembinaan keterlampilan dengan cara membina kemampuan berkarya seni kerajinan. Seni juga mempunyai peranan penting yaitu diantaranya seni sebagai bahasa visual, seni membantu pertumbuhan mental, dan seni membantu belajar bidang lain. Ilmu megajar juga termasuk hasil dari proses belajar, ilmu dapat diperoleh dari mana saja contohnya lingkungan, orang tua, teman dan lain sebagainya. Dalam ilmu pengajaran, guru akan menemukan macammacam siswa dengan berbagai macam karakteristik seperti tingka laku, tingkat kematangan emosi, intelegensi dan latar belakang yang berbeda. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, karena di mana pun dan kapan pun di dunia pasti membutuhkan proses pendidikan. Pendidikan sendiri pada hakikatnya yakni bertujuan untuk memuliakan manusia. Agar tercapainya pendidikan yang baik dan benar, diperlukan suatu ilmu yang mengkaji secara mendalam bagaimana cara ilmu pendidikan tersebut dilaksanakan. Ilmu yang menjadi modal dasar tersebut harus teruji. Fenomena pendidikan dapat dipelajari melalui metode ilmiah dan telah menghasilkan ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan itu juga dapat menjadi ilmu dasar dan juga petunjuk dalam rangka praktek pendidikan. Dengan dasar ilmu pendidikan para pendidik dapat menyusun desain pembelajaran, yang memuat tujuan, isi, metode, dan teknik mengajar serta evaluasinya. Implementasi praktek dalam pendidikan di sekolah dasar juga harus disertai ilmu, karena tanpa adanya ilmu maka praktek pendidikan tersebut di sekolah dasar tidak akan terwujud karena siswa juga tidak akan mampu menerima praktek pendidikan yang tidak disertai ilmu. Ketika praktek pendidikan tanpa ilmu, anak didik tidak akan mampu menyerap dan menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru ataupun pendidik. Pendidikan sebagai ilmu dan seni sendiri pertama kali dikemukakan oleh Neil. Menurut ia “mendidik dan mengajar bukanlah suatu ilmu, tapi adalah seni. Mendidik yang diartikan sebagai seni ialah bagaimana kita dapat hidup dengan anak-anak dan dapat mengerti anak-anak sehingga seolah-olah kita menjadi seperti anak-anak”. Pandangan bahwa mengajar atau mendidik tidaklah seni semata, tetapi juga ilmu dikemukakan oleh Charles Silberman. Silberman antara lain menyatakan seperti berikut “Yakin mengajar seperti praktek kedokteran banyak merupakan suatu seni, yang memerlukan latihan bakat dan kreativitas. Tetapi seperti kedokteran, mengajar adalah juga menjadi sebuah ilmu, karena berkenaan dengan suatu perbendaharaan teknik - teknik, prosedur - prosedur, dan kecakapan - kecakapan yang dapat kita pelajari dan diterangkan secara sistematis, dan oleh karena itu ditransmisikan dan dikembangkan” Dalam proses pembelajaran di sekolah dasar, praktek pendidikan merupakan suatu paduan dari ilmu dan seni. Karena pada dasarnya selain memiliki ilmu, guru juga diharapkan dapat mengajar dengan kreativitas tinggi dan tentunya kreativitas tersebut mengandung seni. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Kesehariananak Ilmu dan Pendidikan juga beda lho, kalo anak Pendidikan biasanya lebih rapi karena image guru harus jadi contoh ye gak. Beda sama anak Ilmu yang masuk kelas pake kaos oblong, celana rombeng, sama sendal. wkwk. Tapi itu di tergantung kebijakan dan peraturan di fakultas terkait juga beb;)
Pemahaman terhadap konsep pendidikan setidaknya berorientasi pada dua aktifitas utama yaitu pendidikan sebagai tindakan manusia sebagai usaha membimbing manusia yang lain educational practice, dengan pendidikan sebagai ilmu pendidikan educational thought. Pendidikan sebagai suatu tindakan sudah berlangsung lama sebelum orang berfikir tentang bagaimana mendidik. Bahkan dapat dikatakan pendidikan dalam artian ini sudah ada sejak leberadaan manusia di dunia ini, sedangkan pendidikan sebagai ilmu baru lahir kira-kira pada abad 19. Dua pengertian tersebut oleh prof. Gununing dibedakan dengan dua persitilahan, yaitu Paedagogie untuk pendidikan dalam artian praktik dan Paedagogiek untuk ilmu pendidikan atau yang berhubungan dengan teori pendidikan yang mengutamakan perenungan atau pemikiran ilmiah Siwarno 1982. Dari kenyataan tersebut di atas E. H Wilds menggambarkan Education is as old as life itself; … Education, concious or unconcious, organizes or unorgasized, has always existed, playing an in area singly role in the drama of human progress………………………………Education took palse long before anyone thought abaout it; there writing about education long before was problem of education. Dalam kenyataan manusia menunjukkan bahwa pendidikan dalam artian pembimbingan sudah berlangsung sejak zaman primitif. Kegiatan pendidikan terjadi dalam hubungan orang tua dengan anak. Orang tua mengajak anak laki-laki pergi kebudayaan ladang, berburu agar anak memiliki ketrampilan berladang dan berburu. Seorang ibu membimbing anak untuk bekerja di lingkungan keluarga, agar anaknya memiliki kemampuan dalam mengurus kehidupan rumah tangga. Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang lain yang merupakan aktifitas pendidikan berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Dari tinjauan sejarah pendidikan kelahiran ilmu pendidikan diawali dengan lahirnya tokoh-tokoh pemikir dalam bidang pendidikan. Pada abad 18 lahirlah tokoh-tokoh seperti J. A Comeniu, John Locke, Jean Jaques Rousseau, Immanuelkant dan J. J Pestalozzi. Sedangkan tokoh-tokoh pendidikan abad 19 hingga awal abad 20 diantaranya adalah Herbart, Frobel, Montessori, John Dewey dan dari pemikir-pemikir tersebut maka ilmu pendidikan terus berkembang hingga saat ini. Ilmu pendidikan atau Paedagogiek adalah teori pendidikan perenungan tentang pendidikan dalam arti yang luas. Ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktik pendidikan Brojonegoro, 1986. Ilmu pendidikan telah berkembang dan memenuhi persyaratan sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Ilmu pengetahuan dapat berdiri sendiri apabila telah memenuhi persyaratan yaitu 1 memiliki objek sendiri, 2 methode penyelidikan, 3 sistematika, dan 4 tijuan sendiri. Objek Ilmu Pendidikan Ilmu pendidikan memiliki objek yang menjadi lapangan penyelidikannya yang terdiri dari objek forma dan objek materi. Objek forma adalah lapangan atau bahan penyelidikan suatu ilmu, sedangkan objek materi adalah sudut tinjauan dari suatu ilmu. Objek materi dari ilmu pendidikan adalah manusia,sedang objek formanya adalah kegiatan manusia membimbing perkembangan manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Ilmu pendidikan dimungkinkan memiliki objek materi yang sama dengan ilmu pengetahuan lainnya namun berbeda dalam objek formanya. Dari objek forma inilah ditemukan permasalahan pendidikan, yang menjadi bahasan suatu ilmu yang disebut ilmu pendidikan. Metode Penelitian Ilmu Pendidikan Ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan memiliki metode penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode tersebut mencakup metode untuk mengumpulkan data maupun metode untuk mengolah data. Metode pengumpulan data dapat dilakukan melalui observasi, tes, interview, angket dan lain-lain. Metode untuk menganalisis data dapat menggunakan data analisis statistik maupun non statistik. Metode berfikir yang digunakan menganalisis dapat menggunakan metode induktif ataupun deduktif. Sistematik dalam ilmu pendidikan Sistem adalah susunan persoalan-persoalan yang teratur, sehingga merupakan suatu kesatuan yang organis, sehingga antara satu dengan lainnya saling berhubungan dan tidak dapat terpisahkan. Ilmu pendidikan memiliki persoalan-persoalan yang terssusun secara sistematis sehingga merupakan suatu kesatuan yang saling terkait. Terdapat berbagai variasi dalam komponen sistem pendidikan, namun ada beberapa hal yang selalu ada dalam sistem tersebut adalah 1 tujuan pendidikan, 2 pendidik, 3 peserta didik, 4interaksi pendidikan, dan5 lingkungan pendidikan. Tujuan Ilmu Pendidikan Dalam pengembangan ilmu pendidikan memiliki dua tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk pengembangan suatu ilmu, yang berorientasi pada kebenaran suatu ilmu itu sendiri. Dengan cara ini akan menghasilkan ilmu teoritis murni yang tidak menghiraukan kegunaannya dalam praktik. Di samping tujuan tersebut ilmu pendidikan mengembangkan ilmu yang selanjutnya dapat digunakan dalam praktik pendidikan sehari-hari. Hal yang demikian ini sering disebut dengan ilmu bersifat praktis. Artinya teori yang ditemukan harus berorientasi pada praktik, atau dapat dipraktikan.
PerbedaanFakultas, Jurusan dan Program Studi. Dalam pendidikan tingkat perguruan tinggi, ada sistem klasifikasi tersendiri yang digunakan untuk membagi-bagi mahasiswa. Ada yang disebut fakultas, jurusan dan ada pula program studi. Bagi yang ingin meneruskan pendidikan ke jenjang S1, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu perbedaan ketiganya.
Pengetahuanadalah penerapan fakta dan teori tersebut. • Pendidikan memiliki kurikulum, peraturan, dan peraturan yang telah ditetapkan, padahal pengetahuan tidak memiliki batasan seperti itu. • Pendidikan tumbuh seiring bertambahnya usia. Pengetahuan tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang telah ditentukan sebelumnya.
LoeDlox. labh62s0pk.pages.dev/519labh62s0pk.pages.dev/985labh62s0pk.pages.dev/419labh62s0pk.pages.dev/37labh62s0pk.pages.dev/213labh62s0pk.pages.dev/161labh62s0pk.pages.dev/654labh62s0pk.pages.dev/670labh62s0pk.pages.dev/313labh62s0pk.pages.dev/267labh62s0pk.pages.dev/517labh62s0pk.pages.dev/221labh62s0pk.pages.dev/695labh62s0pk.pages.dev/383labh62s0pk.pages.dev/15
perbedaan ilmu dan pendidikan